bank nyampah
Pada satu waktu, saya berkesempatan berkunjung ke sebuah sekolah yang beradiwiyata. Dengan bangga siswanya menjelaskan tentang bagaimana lingkungan sekolahnya yang semakin rimbun, bersih, sampah terpilah, dan terjauh dari urusan genangan air. Dan ketika berada di depan sebuah ruang yang mereka sebut bank sampah, saya bertanya ke mereka “untuk apa bank sampah?“. “Supaya siswa mulai peduli dengan sampah dan bisa berkontribusi bagi kegiatan lingkungan hidup mereka“, ujar salah satu siswa.
Sederhana saja cara berpikir saya dengan bank sampah. Saya tidak sedang anti terhadap bank sampah. Dalam sistem pengelolaan sampah, selalu dikenal dengan Reduce, Reuse, Recycling. Artinya adalah mengurangi, menggunakan ulang, dan di daur ulang. “Apa makna sebenarnya urusan 3R itu?” tanya saya pada siswa-siswa itu. Mereka berdiam. Dan mencoba dengan sesederhana mungkin, 3R adalah model bagaimana mengelola sampah. Tindakan paling sederhana adalah membawa sampah agar di daur ulang, itulah fungsi mulia yang dijalankan para pengumpul sampah, mengumpulkan sampah dan mengirimkannya ke pabrik pengolahan sampah, agar bisa didaur ulang. disinilah titik bank sampah itu juga berada.
Kedua, adalah menggunakan ulang. Sampah-sampah itu digunakan kembali, dengan sedikit modifikasi saja, tanpa harus melakukan pengubahan bentuk yang signifikan. Terkadang bank sampah berposisi disini, namun sangat sedikit jumlahnya. Ketiga adalah mengurangi. Artinya, mengurangi agar semakin sedikit sampah yang dihasilkan. Tantangan saya kepada para siswa itu cukup sederhana. Kalau bank sampah di sekolah mereka tutup, maka mereka sudah berhasil dalam melaksanakan 3R sampah. Mungkinkah itu? tak pernah ada yang tak mungkin.
Lalu, bagaimana bila sebuah kota semakin bertumbuh bank sampah? lumayan lah… ini titik pertama dalam pengelolaan sampah. Semoga saja sampah di bank sampah itu di daur ulang, ataupun digunakan ulang. Namun akan lebih baik bila pemerintah tak berpikir untuk melahirkan bank sampah, namun lebih bertindak pada pengurangan sampah yang dihasilkan warga. Caranya? sangat sederhana….. berhentilah dan segera letakkan jabatan kalian para pemimpin kota yang tidak tahu jawaban bagaimana cara mengurangi sampah perkotaan…
Leave a Reply