mengapa ada mesin pencari ?

“salah tuh tulisannya“. “duh.. nggak baca apa yang nulis itu“. “hedeh… masa begitu saja nggak bisa bener sih.. kan ada mesin pencari“. Ungkapan ini tanpa disadari kerap sekali muncul ketika harus membaca beragam tulisan di laman-blog yang semakin bertumbuh. Tulisan-tulisan yang dituliskan berdasarkan pengetahuan subyektif, tanpa melakukan verifikasi, kerap menghadirkan kalimat yang berbeda makna.

Apalah yang sukar ketika sudah tersedia beragam mesin pencari? Hanya kemalasan penulis lalu kemudian menjadikan informasinya tak menjadi akurat. Kalaupun enggan mencari, masih tersedia beragam media sosial yang dapat menjadi media untuk menemukan informasi yang dibutuhkan. Verifikasi dengan bertanya, entah pada mesin pencari ataupun kawan di media sosial, merupakan salah satu hal yang sederhana, untuk kemudian melengkapi informasi yang ingin disajikan.

bertanyalah pada kawan

Mekanisme pencarian informasi sekunder tetap harus dilakukan, untuk menjaga keyakinan mereka yang membaca, walau kemudian harus dilakukan proses perbaikan dalam penulisan. Terkadang, satu huruf pun dapat memberikan makna yang berbeda. Dan setiap penulis, tak akan pernah meluputkan dirinya dari kesalahan menuliskan atau typo. Itu hal yang natural. Pada kesalahan lalu akan menemukan perbaikan menuju sebuah pembenaran.

Mengkonfirmasi penulisan untuk CeritaKota

Mesin pencari dilahirkan untuk mempertemukan informasi. Bukan untuk menjadi kepercayaan tunggal atasnya. Karena informasi yang tak sesungguhnya (baca: HOAX) pasti masih akan selalu ada. Mesin pencari hanya mengumpulkan beragam meta-informasi lalu kemudian menjadikannya mudah untuk ditemukan. Kebenaran pada informasi, sangat bergantung pada keyakinan atas kebenaran informasi itu sendiri.

Ini jaman memproduksi informasi, yang akan bergeser menuju peradaban memproduksi layanan. Jadikanlah mesin pencari lebih bermanfaat, agar tulisan dan informasi yang disajikan menjadi lebih baik. Kecuali memang masih terselip sebuah niatan untuk memanipulasi informasi yang ingin disajikan.