Pokémon Go: Akan Kemana Perginya ?
Pokémon Go diakui menjadi sebuah permainan banyak pemain berbasis geolokasi (Geo-MMO Games) yang telah berhasil menggiring banyak orang untuk bergerak. Bila sebelumnya CoC ataupun Flappy bird, telah pernah menjadi kegembiraan dalam bermain, termasuk mereka yang sangat jarang bermain game di gadget, Pokémon Go benar-benar berhasil melampaui harapan pemegang gadget. Walaupun selalu saja ada hal positif ataupun negatifnya dari sebuah permainan online berbasis lokasi. Yang pasti, bila melarang generasi gadget bermain permainan online, itu adalah kesalahan terbesar dalam pendidikan generasi.
NianticLabs dan John Hanke benar-benar telah menemukan bagaimana teknologi mobile bisa digunakan untuk bersenang-senang. Bila sebelumnya Ingress masih gagal menemukan pasar pengguna yang lebih banyak, bisa jadi karena tak terlalu ramah penggunanya karakter yang digunakan. Padahal, tak ada yang berbeda jauh antara dua Ge0-MMO ini. Pokestops yang digunakan oleh Pokémon Go juga berasal dari Ingress, walaupun juga terbuka peluang untuk mengajukan lokasi untuk Pokestops.
Setidaknya, kita akan menemukan berbagai macam keanehan dalam berinteraksi sosial saat ini. Mulai dari bagaimana memperbincangkan spesies pokemon yang telah berhasil dipelihara dan telah menjadi apa, berteman dengan siapa, hingga dimana bisa kongkow untuk sekedar berada di Pokestops atau Gym.
Apakah ada yang perlu ditakutkan dari Pokémon Go hingga BIN harus melakukan pemantauannya? Ya. Karena ini adalah permainan Riil-Geo-MMO, maka sudah pasti pengguna harus berada pada lokasi yang nyata. Penggunaan kamera dan geo-informasi yang berada di satu jaringan ke server akan berpotensi untuk dilakukan penyadapan dan penyimpanan informasi.
Walaupun telah ada kebijakan privasi dari NianticLabs, namun tak menyebutkan bagaimana secara lebih detail datalog dan informasi foto yang diperoleh. Tapi, karena penggunaan akun Google dalam permainan ini, maka penting untuk memastikan bahwa data-data di dalam akun Google pengguna tidak sedang diberikan aksesnya pada Pokemon, karena ada yang mengkhawatirkan ini walau Google dan Niantic sudah melakukan perbaikannya.
Kesadaran pengguna, terhadap privasi menjadi penting. Jangan sampai kemudian, dengan mudahnya membangun pola-pola tertentu dalam bermain Pokémon Go, karena bisa dibangun profiling oleh mereka yang berniat jahat terhadap kita. Juga penting untuk memastikan tidak mengganggu privasi orang lain ketika bermain, misalnya memasuki lahan milik orang ataupun memasuki fasilitas-fasilitas vital negara. Karena dampaknya sudah jelas, bukan pokemonnya yang dimasukin bola, tapi penggunanya bisa jadi bola. Pastikan bermain dengan aman.
Hal lain yang penting diperhatikan adalah karena aplikasi Pokémon Go belum rilis dengan resmi di Indonesia, tentunya dengan alasan beban server akan semakin meningkat tajam kalau langsung dibuka di Indonesia pada awal proses, maka aplikasi diunduh dari beragam situs perantara. Perlu dipastikan bahwa tak ada malware yang mengikutinya. Beberapa melaporkan keberadaan malware pada aplikasi android yang diunduh, walaupun belum ada yang bercerita tentang dampak apa yang dilakukan oleh malware itu. Jadi, penting untuk lakukan pengecekan terhadap aplikasi yang akan digunakan, agar tak berdampak pada gadget maupun pencurian data pribadi yang dilakukan oleh malware.
Selebihnya, manfaatkanlah Pokémon Go sebagai pendorong hal-hal positif lain. Misalnya untuk bertemu dengan pemilik pokemon lain ataupun untuk menjadi lebih mengenal kota. Pokémon Go juga bisa digunakan sebagai media belajar. Pariwisata bisa ditingkatkan dengan adanya arahan Pokestops ataupun Gym. Pun bisa dibangun event-event sederhana, misalnya berburu pokemon bersama di taman kota ataupun di galeri kota. Juga pastinya, akan banyak hal-hal lain yang bisa dikembangkan dengan mempelajari teknologi augmented reality yang digunakan oleh NianticLabs dalam mengembangkan Pokémon Go. Lalu, akan kemana perginya pokemon? Saia pun belum bertanya padanya.
Leave a Reply