sekoci itu
kalau benar sedang membela kebenaran, kapan berani menyatakan secara langsung bahwa ada ketidakbenaran yang masuk menjadi remah-remah ke dalam darah? ketika secara nyata, saia pahami bahwa asupan makanan itu berasal dari mengelabui atas nama ketidakberdayaan.
itu alasan utama meninggalkan perahu itu. walupun selama ini, sangat berharap perahu itu akan mengantarkan banyak kawan pada pelabuhan harapannya. namun, pemilik perahu tak peduli itu. hanya mempedulikan agar perahu berlayr, cukup asupan untuk pemilik perahu, tak memperdulikan apakah penumpang memperoleh hak sesuai dengan yang dibayarkannya.
pada kapal itu, tak merasa nyaman sebagai kelasi. tak terlalu bermanfaat kegelisahan terus dipelihara. walaupun kapal ini akan mampu mengarungi gelombang, namun pelabuhannya tak jua nampak. ada banyak penumpang, namun mereka hanya sekedar menumpang, tanpa berpikir pelabuhan itu yang dituju. sebagin hanyalah perahu yang ikut mengikatkan pada badan kapal, bila kapal ini kandas, mereka akan kembali pada jalurnya yang lama. begitu sih.
lalu apakah sekoci menyelamatkan? tidak juga. itu adalah sekoci yang dipersiapkan bukan untuk saia. selalu ada yng memerlukan perahu untuk berlayr. biarlah menjadi getek yang mengantarkan pada siapa yng membutuhkannya untuk menuju pada kapal ataupun perahu yang diharapkannya.
ini soal keberanian memilih dan bertindak. tak perlu ragu untuk hanya sekedar duduk di tepian, sambil menyaksikan lalu-lalang ponton dan kapal yang mengangkut mereka yang berfoya. tak perlu berpikir bahwa esok tak akan lagi ada remah yang mengaliri darahmu. pun tak perlu bergelisah gegara pesta terus berlangsung di dekatmu.
yakinlah, keyakinanmu itu mengajarkan bagaimana agar darahmu tetap berisikan aliran yang baik. yakinlah bahwa akan selalu ada gusung yang mengantarkan pada pelabuhan berikutnya. pun bilamana ada daratan sejuk yang selama ini dijanjikan pada penghuni padang pasir panas itu, dia akan sampai dengan keyakinanmu yang tak sekadar di ujung jari.
jadi, masih ingin di perahu ataupun kapal yang saat ini kau layarkan? siapkanlah sekoci, naiklah getek. gitu aja sih.
Leave a Reply