Berjualan di Media Sosial
“Sudah posting di group kota yang paling populer, tapi kok nggak ada juga yang beli ya?” Kalimat ini kerap didapat ketika ditanya bagaimana sebenarnya mengoptimalkan media sosial untuk wadah berjualan. Mungkin tidak terlalu tepat juga, kalau saia membagikan pengetahuan saia tentang ini, karena saia bukanlah pelaku, saia hanyalah pembelajar. Jadi, yang membaca ini harus memposisikan dengan baik pernyataan artikel ini deh.
Ada hal yang dilupakan oleh para penjual online. Proses replikasi bukanlah proses yang serta merta. Ketika satu orang penjual dapat menjual dengan lebih banyak di media sosial, maka orang lain pun bisa melakukannya. Ketika yang lain sukses dengan cepat meningkatkan omsetnya, karena memanfaatkan internet, bukan serta merta kemudian produk lain akan semakin meningkat omsetnya.
Pertama, mengenali karakter dan nilai (value) dari produk merupakan pekerjaan yang membutuhkan passion tersendiri. Produk dan pemasar ataupun developer, bukanlah sesuatu yang bisa dipisahkan. Menyatukan jiwa pemasar, merupakan proses. Mengenalinya dengan lebih baik, akan sangat membantu proses-proses pemasaran selanjutnya. Maka, kenali dan bersatulah dengan produk.
Kedua, sentuhlah konsumen yang tepat untuk produk. Menentukan konsumen merupakan sebuah pilihan. Tidak melakukan proses mass marketing adalah pilihan dalam metodologi pemasaran digital. Memasarkan memerlukan target yang terfokus. Walaupun media digital adalah media terbuka, energi tersebut akan lebih baik bila diarahkan pada sasaran yang tepat, sehingga lebih memberikan dampak yang lebih baik, agar kemudian sasaran mau melakukan apa yang diinginkan.
Ketiga, kenalilah karakteristik media digital yang digunakan. Setiap media digital melalui internet, media sosial, memiliki karakteristik khusus, sehingga penting untuk memahaminya. Karakteristik itu sendiri terbangun dari penggunanya. Maka, luangkanlah waktu untuk mempelajari dan mengenali karakter tersebut. Pilihlah media sosial yang tepat untuk produk dan sasaran konsumen.
Keempat, transformasikan nilai dan karakter produk tersebut dalam komunikasi yang dilakukan. Komunikasi merupakan jembatan untuk menginformasikan. Tahapan setelah itu adalah agar proses menginformasikan dapat menggerakkan. Nah, bagian membangun konten komunikasi yang tepat ini, menjadi pekerjaan tersendiri. Bahasa text, gambar dan video, merupakan alat bantu dalam mengkomunikasikan. Gambar dan video yang kurang dari 1 menit, dapat mempengaruhi sasaran untuk menggali lebih dalam. Copywriter mesti bekerja lebih ekstra, dan menyesuaikan karakter sasaran dan media yang digunakan. Konten yang tepat, memberikan dampak yang berganda.
Kelima, bagikanlah pada waktu yang tepat. Walaupun pemasaran online disebutkan tidak mengenal waktu, namun perguliran linimassa sangat ditentukan oleh waktu. Ketika membagikan konten pada waktu pengguna tidak sedang menyaksikan, maka sangat kecil kemungkinan pengguna tersebut menggunakan perjalanan kembali untuk meraih konten tadi. Maka pun, pelajarilah waktu yang tepat untuk berbagi konten.
Memanfaatkan internet untuk kepentingan perluasan ajakan membeli produk, membutuhkan daya yang lebih. Bukan semata untuk menulis dan membagikan, namun juga membutuhkan sedikit waktu untuk menemukan relung yang tepat untuk itu. Model dan metodologi pemasaran klasik ataupun konvensional, tetaplah menjadi bagian yang penting dan tidak untuk diabaikan. Pemasaran online hanya soal alat bantu atau jembatan komunikasi. Dia tidak akan menggantikan pengetahuan pemasaran sebelumnya.
Dan yang terpenting adalah ada upaya untuk melakukan dan terus melakukan. Pelajari proses yang dilalui, temukan hal-hal baru dari setiap proses yang dijalani. Bila sudah tidak sanggup melakukannya, lambaikanlah tangan anda. Karena di saat itu, maka kita sedang dalam posisi tidak meyakini apa yang sedang dijalankan. Ketika tiada keyakinan, maka semakin jauh kesuksesan itu bisa diwujudkan.
Leave a Reply