
Tak Boleh Bermain-main di Kampus
Kampus merupakan tempat belajar dan mengembangkan kegiatan akademik, bukan tempat bermain-main. Begitulah kurang lebih yang bisa digambarkan oleh dunia kampus hari ini, dengan melarang para Pokémon Trainer untuk mencari ataupun melatih Pokémon-nya. Dalam diskusi di mailing-list internal kampuspun, komentar serupa diungkapkan. Bisa jadi benar. Karena ini merupakan lembaga pendidikan tinggi, maka ada tiga tugas utama
bahasa bodoh
Penggunaan bahasa sudah semakin menuju ruang baru. Butuh penerjemahan yang baru terhadap model baru pembahasaan yang digunakan. Berubahnya pola pembelajaran bahasa, membawa kita pada model-model bahasa yang inginnya baku, malah menjadi membeku. Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Pedoman Umum Bahasa Indonesia yang disempurnakan, bisa jadi tak pernah lagi menjadi rujukan. Hasilnya semakin ‘sakit’ membaca tulisan-tulisan
Pendidikan #Orangutan
Sore menjelang. Pada meja kuliner yang hampa. Akhmad Wijaya atau @taman_galih berceloteh tentang morfologi farmakologi hutan. Satu cabang ilmu ngawurologi yang menempatkan pendekatan morfologi atau bentuk fisik, warna dan kenampakan tumbuhan terhadap pengiraan faedah penyembuhan yang dapat diberikannya. Ada ciri atau pola yang dapat ditemukan dari tetumbuhan, untuk kemudian menemukan manfaat yang mungkin dikandungnya. “Disitu

Belajar Pada Hentakan Ruang
Membaca sebuah ruang yang telah dikelola, dapat dilakukan dari beragam sudut penglihatan. Ini yang kemudian membangun persepsi berdasarkan perspektif yang dipahami. Memahamkannya bisa jadi bukan sebuah hal yang merumitkan, namun untuk kemudian membenamkannya, menjadi sebuah langkah tersendiri yang tak terlalu dimudahkan. “Kita tahu bahwa tambang itu merusak, namun juga ada yang bisa berbuat baik”, ujar

Pembedaan
Belum bertemu dengan padanan kata Diferensiasi. Buku ini cukup baik untuk mencoba memahami mengapa pembedaan proses pembelajaran itu harus dilakukan oleh para pembelajar. Juga bercerita bagaimana sebenarnya karakteristik mereka yang belajar. Ada sebuah keharusan untuk mengenal karakteristik orang per orang, agar kemudian dapat meramu pendekatan dan metodologi yang tepat dalam membelajar. Walau buku ini tidak