Komunikasi Publik Politikus via Media Sosial
Pada sebuah warung tak jauh dari pusat kantor pelayanan publik kota ini. Berbincanglah tentang pesan singkat yang dikirimkan kepada pemimpin kota, yang kemudian menjadikan pemimpin kota meminta aparat hukum untuk mencari pelaku dan memenjarakannya. Jarnya pemimpin kota, “Saya cuma ingin tahu siapa pelakunya saja.” Begitu mahal memang biaya untuk mengetahui siapa yang mengirimkan pesan singkat
Politik di Sosial Media
Sebuah cerita menarik diulas di sebuah media, tentang Politik Busam. beliau mengharapkan agar Busam dapat didorong menjadi lebih maju, “Sudah saatnya Busam ambil bagian menjadi solusi. Misalnya, dengan berdiskusi secara serius (lewat ajang kopi darat) untuk menentukan kriteria pemimpin masa depan Samarinda. Dari kriteria tersebut, mulailah screening siapa saja orang Samarinda yang memenuhinya. Setelah itu, adakan
Teks Konteks
Tiga jam perjalanan saia dari kota pengindustri menuju kota pengadministrasi di timur Kalimantan. Masih belum ada hal baru di sepanjang perjalanan, kecuali harga buah naga yang semakin merangkat turun. nanas masih terus meluaskan jelajahnya, hingga di punggung perbukitan. Pun mobil-mobil pengantar karyawan tambang masih setia menanti di tepi ruko-ruko. Mungkin warung padang yang mulai ramai
belajar pada gambar
“Setting filmnya bagus“. “Kita dapat gambaran tentang kondisi kemiskinan disana“. “Bahwa masih ada gap, sehingga Papua masih miskin“. Setidaknya tiga komentar itu yang saya dapatkan ketika punya sedikit waktu untuk menyaksikan dua karya Kalyana Shira Foundation. Satu film berjudul “Tanah Mama” dan satu film lagi berjudul “Nyalon“. Ungkapan tadi merupakan ungkapan mereka yang menyaksikan film