SamarindaMart: Membaca Arah Smart Economy Samarinda
Salah satu pilar menuju #SmartCity adalah pertumbuhan ecommerce yang membaik, utamanya terhadap usaha kecil, mikro dan menengah UMKM. Pemkot #Samarinda menyatakan telah berkolaborasi dengan sebuah perbankan untuk meluncurkan portal ecommerce bertajuk #SamarindaMart. Selain juga telah ada Rumah Kreatif BUMN dibawah perusahaan telekomunikasi, yang mengumpulkan UMKM dalam pembinaannya. Tentu ini dapat menjadi penguat pilar menuju #KotaCerdas,
Saia #Samarinda
Berulang ketika bertemu dengan kawan baru dan ditanya, “Sukunya apa?” Sekejap saya menjawab, “Samarinda“. Lalu datang pertanyaan kedua, “Banjar apa Kutai?” Pun saya tetap memberikan jawab, “Samarinda“. Dan kemudian, pasti ada pertanyaan lanjutan, “Memangnya ada suku Samarinda?” Untuk itulah maka tak penting saia menuliskan ini. Bila membaca sejarah peradaban, maka terpapar dengan jelas bahwa nusantara
Kota Cerdas: Bagaimana Menjadikannya Mungkin ?
Sebuah kota dapat menjadi cerdas, bilamana kemudian ada kekuatan publik yang mendorongnya untuk kemudian menjadi ada. Apakah kemudian mungkin bilamana didorong dari sisi pemerintah? Bisa jadi akan terwujud, namun ya, kualitasnya masih akan sangat dikhawatirkan. Misalnya saja, ada banyak yang kemudian memagarkan definisi kota cerdas pada sebuah aplikasi, ataupun hanya sekedar kartu RFID, yang kemudian
Kota Cerdas: #Samarinda kah ?
Kota Samarinda mendeklarasikan diri sebagai kota yang menuju kota cerdas (SmartCity). Setidaknya itu yang tercantum dalam RPJPD Kota Samarinda 2005-2025. Hal ini juga kembali dimunculkan di dalam Rancangan RPJMD Kota Samarinda 2016-2021. Mimpinya, dengan implementasi Kota Cerdas, Samarinda akan menuju pada proses pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Sebagai ibukota provinsi yang mencerminkan “wajah” Provinsi Kalimantan Timur,
Mari Nyampah !
Hanya 60,94% sampah kota Samarinda yang mampu ditangani oleh pemerintah. Setidaknya ada 5 (lima) Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah yang direncanakan dalam RTRW Kota Samarinda 2014-2034. 10,5 hektar di Bukit Pinang, 10 hektar di Palaran, 30 hektar di Sambutan, 30 hektar di Samarinda Utara dan 75 hektar TPA Regional di Loa Janan Ilir. TPA Sambutan