
sudah bersih ?
sudah bersih? pesta pora sudah usai. riuh pasar kua tak lagi menyerbakkan wewangi karbohidrat dan protein yang bercampur lemak itu. dahaga tak lagi dibataskan matahari. benarkah telah kembali pada suci. pada sebuah kondisi yang berharap kembali pada titik bermula. sudah bersih? hingga kemudian hari esok tak lagi berpikir untuk menggembungkan saku celana yang berlapis bahan

belajar pada #tetradrip
ide itu sederhana, eksekusi yang membutuhkan passion. selalu ada banyak ruang baru untuk menemukan lebih banyak lagi kesederhanaan yang kebermanfaatannya lebih. lalu apa yang bisa memastikannya berwujud? pastinya bukan karpet merah. ataupun jalan dan jembatan mulus berbiaya triliunan. hanya butuh penunjuk arah berjalan dan sedikit resep untuk menemukan ramuan yang menjadi bekal. selanjutnya, berikanlah sebuah
Nak
Nak, tanah yang kau jejak itu dulunya hutan. Merah merekah mengering tak lagi membatu kini. Tak perlu ada tanya. Kerakusan yang masif telah memusnahkan keindahan lebih cepat dari waktunya. Belum sempat pengetahuan dan teknologi yang tak pernah berpihak itu menghadirkan jawaban atas tanyamu itu. Oksigen semakin mengerutkan wujudnya dalam aliran angin yang tak merimakan hembusannya.

Mengistirahatkan alam
Mengistirahatkan kekayaan alam dari eksploitasi, atau yang kerap disebut sebagai moratorium, baik di tingkat nasional maupun Kalimantan Timur, sepertinya belum memberikan dampak yang berarti bagi hutan dan ekosistem yang dilingkupinya. Gagasan yang diusung pada saat istilah moratorium diperkenalkan pada isu hutan, sudah sangat jauh dibandingkan dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah kemudian. Moratorium yang sedang

Kota Cerdas: #Samarinda kah ?
Kota Samarinda mendeklarasikan diri sebagai kota yang menuju kota cerdas (SmartCity). Setidaknya itu yang tercantum dalam RPJPD Kota Samarinda 2005-2025. Hal ini juga kembali dimunculkan di dalam Rancangan RPJMD Kota Samarinda 2016-2021. Mimpinya, dengan implementasi Kota Cerdas, Samarinda akan menuju pada proses pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Sebagai ibukota provinsi yang mencerminkan “wajah” Provinsi Kalimantan Timur,