Pengelolaan Hutan 4.0
Berdiskusi dengan penggagas dan penyusun RPJMN sektor Kehutanan, di mana salah satu dari 5 arasnya adalah Pengelolaan Hutan 4.0, semakin menyakini bahwa saat ini belum akan melampaui 2 atau setidaknya 2.5. Interoperabilitas, itu saja yang menjadi target yang dibungkus dengan pegelolaan hutan 4 0. Pun secara bisnis proses, hanya berada pada tataran hulu dalam pengelolaan
#nawar
01: “bisa turun separo” “maaf, belum bisa. turun seperempat bolehlah” …….. 02: “kecil banget itu” “tapi diterima?” “iya, kan ….. ” ……. 03: “mahal banget” “iya sih, memang mahal.” “nggak ada yang murah?” “ada, cari aja yang lain” ……. harga itu sebuah kesepakatan. ada persepsi dan penghargaan di dalamnya. bila tidak berkesesuaian, artinya belum meperoleh
disrupsi hutan
angka deforestasi itu tak pernah akan menyentuh titik nol, kecuali sudah tak ada lagi hutan alam. antara data dan fakta, adalah hal berbeda. data sangat bergantung pada metoda. fakta bagian dari potret yang bergantung pada frame yang dipersiapkan. berulang disebut, “lindungi dia”. lalu dengan sadar mulai menghabiskan sumber daya. relasi antara kata dan langkah, kadang
fakta angka
Angka-angka itu bisa mengejutkan. Apalagi bila kemudian menjadi sangat ekstreem. Misalnya, luasnya jutaan hektare, dalamnya ribuan meter, tingginya sekian kilometer. Lalu kemudian, akan banyak yang mencengang. Namun angka adalah angka, terkadang bukanlah sebuah fakta. Hanya demi membangun daya tarik, maka angka bisa ditarik-tarik. Berbagai kalimat yang coba diurai dari angka yang ditorehkan, kerap kali