fakta angka
Angka-angka itu bisa mengejutkan. Apalagi bila kemudian menjadi sangat ekstreem. Misalnya, luasnya jutaan hektare, dalamnya ribuan meter, tingginya sekian kilometer. Lalu kemudian, akan banyak yang mencengang. Namun angka adalah angka, terkadang bukanlah sebuah fakta. Hanya demi membangun daya tarik, maka angka bisa ditarik-tarik.
Berbagai kalimat yang coba diurai dari angka yang ditorehkan, kerap kali menemukan pembualan. Bukan lagi untuk memaparkan fakta. Pun ketika digali lebih dalam, lalu berujar “tak perlu mendebat angka, faktanya itu ada”.
Bila hanya ingin berujar fakta tanpa angka, juga tak salah. Hanya saja, tak perlu menambahkan angka. Karena angka kadang tak terlalu penting, hanya bila jadi sebuah perhitungan statistik, maka ia akan memberi makna lebih.
Cukuplah memapar angka yang bukan fakta. 5 dari 10. 71 dari 100. 28 atau 29. Bukan 300 tapi 2 juta. Entah angka apa lagi yang ingin disajikan.
Yang jauh lebih menarik adalah 0 dan 1. Karena 0 dan 1 telah berlabelkan. 1 selalu benar dan 0 bukanlah kosong. Ketika kemudian angka 1 dan 0 tak lagi dapat menentukan makna, lalu untuk apa berpercaya pada kekosongan.
Hal lain. Ada yang ingin berdiri pada 4 kaki, lalu berharap dengan 1 kakinya akan tetap dapat bertumpu dan memperoleh kemenangan. Padahal, tak mudah bila 4 kaki dan hanya 1 kaki yang bertumpu, lalu memperoleh kesetimbangan. Jatuh sudah pasti. Mungkin bakal terpuruk. Lalu, masih mau bilang “bisa terhubung pada keempatnya”?
Dua kaki lebih baik. Bila hanya satu kaki bertumpu, tak akan serta merta terjatuh. Masih cukup waktu untuk membangun keseimbangan, dan berdiri kokoh pada satu tumpuan. Dan kemudian dapat melanjutkan langkah dengan sebaiknya. Lalu, masih tak ingin berpihak pada ketidakyakinan? #entahlah.
Related
This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.
aksi alam banjir banjirsmr belajar budaya bukadata cerita kota ekonomi enterpreneurship hutan ide informasi publik internet kampus kebebasan berekspresi keterbukaan informasi konservasi kopi kota cerdas mahakam media sosial mesin pencari musrenbang next pantjasila pendidikan permainan perubahan iklim pokemon politik praktik privasi PrivasiKita REDD safenet samarinda sampah smart city smartcity startup tambang teori UU ITE wirausaha
Leave a Reply