#BanjirSmr Bukan Urusan Sampah
Kejadian banjir besar yang berulang di Samarinda, bukanlah urusan Sampah. Ketika menempatkan urusan banjir sebagai urusan sampah, maka kesalahan lalu ditimpakan ke warga. rekomendasi saia sejak tahun 2000 nggak dipakai juga… bahkan ketika rekomendasi itu diplagiasi oleh seorang dosen pun, juga nggak berdampak apa-apa… dan ada yang janji untuk mempertemukan dengan ketua bappeda, ternyata haox
cara mikir
Sebuah ungkapan di linimasa mengungkapkan bahwa kemampuan negeri ini menghasilkan programer berkualitas masih sangat rendah. Lalu kemudian, ranah pendidikan tinggilah yang patut disalahkan. Tak salah memang, apalagi bila membaca tulisan pembelajaran Kang Onno tentang bagaimana membelajarkan dengan pola baru. Namun, sebenarnya tak juga salah pendidikan tinggi, karena pembelajaran cara berpikir komputasi, tak pernah dilakukan sejak
Terang Benderang
Frase ini lebih kerap muncul. Sejak beragam kasus yang berselabut kabut dimaknakan sebagai telah terang benderang. Lalu seolah semua usai. Laku kata, yang berkelebatan dalam ragam kanal, pun hanya menjadi seliweran yang tak menuntaskan. Berdiri di barisan terdepan untuk kemudian berujar, “saialah kebenaran”, yang bisa saja hanya sekadar kebetulan. Aroma kertas uang semerbak. Menambah semangat
Skenario
“Kok bisa cepat pemberitaannya? Pasti sudah diskenariokan.” Demikian ujaran di beragam kanal sosial media, merespon pemberitaan media mainstream terkait sebuah peristiwa. Seolah ada sutradara yang sedang nelaksanakan skenario, dan aktor-aktor yang hanya memainkan perannya. Ini jaman sosial media. Terkadang pun saia mengujarkan, “Belum kejadian saja, sudah ada yang mengunggah informasinya.” Karena memang saat ini setiap
#celotehpagi
penting untuk mendudukan apa yang diperjuangkan dan dilawan dengan jelas. Pertama, tidak ada karst yang dihilangkan, yang ada rencana penghilangan pegunungan kapur/gamping. Kedua, elit yang belum diorganisir. Ketiga, kepentingan relasi kuasa-modal sangat jelas. Maka pun ……… Ada 4 mahzab dalam perkapuran. Ada mahzab kepiting, mahzab terumbu, mahzab udang dan mahzab ikan. Menggunakan pendekatan mahzab yang