Industri Hilir
Ada sebuah kata kunci pencarian yang mencungul “Mengapa Kaltim tidak mengolah sendiri hasil perkebunannya?“. Mungkin ini jadi pertanyaan yang paling tidak sering diajukan. Kaltim masih sangat melimpah sumber daya alam langsung yang dapat menghasilkan uang dengan lebih cepat. “Ngapain sibuk-sibuk mengolah kalau bisa dapat uang secara langsung?” Pertanyaan pernyataan ini menjadi sebuah jawaban atas pertanyaan
Claim
Entah apa dan mengapa. Pengakuan itu kadang diperlukan. Hingga setiap individu berlomba untuk memperolehnya. Bahkan terhadap yang tak pernah dilakukannya pun, yang terkadang hanya karena sebuah tombol suka di media sosial. Kegagalan untuk mengkarsa yang baru, menjadikan kebekuan berpikir itu berkelanjutan. Lalu dengan pelabelan, mulailah politik klaim berjalan. Demi apalah, yang penting dipandang eksis dalam
Bebas Berekspresi
Berikut hanyalah catatan dari sebuah obrolan dalam peluncuran sebuah buku Jaringan Akademisi Kebebasan Berekspresi di Indonesia. Tidak untuk dikutip. Kalau tidak sama dengan yang dikatakan, bisa terjadi karena kesalahan dalam mendengarkan, bukan karena kesalahan pengetikan. “Walaupun Indonesia merupakan negara demokrasi, namun masih ada pembatasan. Feeedom of expression merupakan hal yang penting untuk dibahas dan kembangkan”
Menarik ditarik
Baru bangun pagi sudah disajikan satu pertanyaan “Isu apa yang paling menarik dibahas untuk orang-orang yang tak pernah tertarik dengan isu menarik? #diskusiInteraktif“. Walaupun sebenarnya jawabannya tak terlalu rumit, namun yang bertanya yang membuat rumit. Pertama, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, isu n 1 masalah yang dikedepankan (untuk ditanggapi dsb); 2 cak kabar yang tidak
Tiup Lilinnya, Tiup Semangatnya
“Tak ada yang bodoh. Yang ada hanyalah yang malas, belum berani dan tak berkehendak dalam waktu.” Kalimat ini yang coba diletakkan ketika membangun nalar pendidik. Berbagi pengetahuan itu adalah bagian dari membangun jembatan masa. Ketika semakin banyak yang memperoleh pondasi keilmuan, maka hadirlah senyum kebahagiaan. Saya masih belum cukup mampu memahami kebijakan blokir internet yang