ekonomi hutan
sejak industri berbasis kayu mulai bertumbuh dan menguasai pemanfaatan hasl hutan, selalu didengungkan bahwa kayu hanyalah lima persen dari potensi yang dapat dimanfaatkan dari hasil hutan. cerita basi yang hingga saat ini masih belum mampu untuk direalisasikan oleh sektor ini. pun dalam beragam statistik ekonomi, sub-sektor kehutanan masih belum mampu melampaui sub-sektor perkebunan dalam menopang perekonomian wilayah. tantangan yang masih menjadi tantangan, pun ketika beragam peneltian terkait pemanfaatan hasil hutan bukan kayu, termasuk jasa lingkungan, untuk memastikan bahwa benar sembilan puluh lima persen hasil hutan adalah hasil hutan bukan kayu, hingga jasa lingkungan.
pertanyaan yang masih perlu dijawab adalah apakah ada komoditas kehutanan, yang bukan komoditas pertanian pun perkebunan, yang merupakan pengungkit ekonomi lokal, regional, pun nasional. sebagian besar komoditi yang dikembangkan pada persetujuan perhutanan sosial merupakan komoditi perkebunan, sebagian perikanan, dan pertanian tanaman pangan maupun hortikultura. bagaimana dengan komoditi hasil hutan bukan kayu, yang jumlahnya ratusan, di mana hingga saat ini masih mulai mampu bertumbuh dengan baik.
dari 104 komoditi pada tahun 2019 hingga 2023, terdapat komoditi tebu, tandan sawit, getah karet, singkong, jagung, kopi, cabai, hingga ikan bandeng. peran sub-sektor lain menjadi penting dalam pengelolaan dan pemanfaatan (kawasan) hutan. penerapan integrated area development (pembangunan kawasan terintegrasi) dalam perhutanan sosial dapat menjadi penghubung dalam mewujudkannya. tantangan yang selalu ada dalam membangun kolaborasi sektor kehutanan terhadap daerah adalah kepastian kewenangan dan kemanfaatan yang akan diperoleh daerah dalam kolaborasi pengelolaan kawasan hutan.
namun dalam menjawab sembilan puluh lima persen, masih akan tetap menjadi pertanyaan. komoditi hutan apa yang kemudian dapat mengungkit wajah ekonomi kehutanan. apakah masih ada komoditi yang dapat kuat sebagai penopang ekonomi wilayah maupun nasional? penelitian yang masih berkutat pada ekonomi mikro hasil hutan bukan kayu, termasuk jasa lingkungan, masih memerlukan pembacaan pada wilayah yang lebih luas dan lebih strategis. tantangan ini masih berlansung, hingga kemudian akan disadarkan bahwa ekonomi bukanlah inti dari sektor kehutanan. hutan adalah penopang ekologi dan kultur, bukanlah harus terus didorong sebagai salah satu komoditi ataupun menguatkan perekonomian nasional.
Related
This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.
aksi alam banjir banjirsmr belajar budaya bukadata cerita kota ekonomi enterpreneurship hutan ide informasi publik internet kampus kebebasan berekspresi keterbukaan informasi konservasi kopi kota cerdas mahakam media sosial mesin pencari musrenbang next pantjasila pendidikan permainan perubahan iklim pokemon politik praktik privasi PrivasiKita REDD safenet samarinda sampah smart city smartcity startup tambang teori UU ITE wirausaha
Leave a Reply