
Generasi VLog
Satu sore, ia meminta untuk diambilkan gambar, “bikin video yah“. Tanpa pencahayaan dan kelengkapan lain, proses pengambilan gambar dimulai. Lalu dengan lugas, ia mulai menjelaskan cara membuat squizy, dari tahap awal sampai dengan memberikan jeda agar lem yang digunakan bisa mengering sedikit.
Saia harus menghentikan pengambilan gambar ketika ia berujar,” … kita tunggu tiga menit ya…“. Dan … ia marah, “jangan distop videonya, biar aja terus“. Butuh waktu menjelaskan bagaimana proses mengolah video, dan ia menyetujuinya. Setelah tiga menit, ia meminta melanjutkan pengambilan gambar.
Yang terjadi, tak seperti yang diharapkannya. “Maaf ya teman-teman, lemnya masih belum kering. Mungkin harus lebih lama. Atau karena saya salah pakai lemnya“. Ia terus melanjutkan penjelasan, sebagai presenter, dan ia memang sedang memposisikan dirinya sebagai seorang yang bercerita melalui situs berbagi video.
Mungkin salah membagikan gadget pada anak usia dini. Ia akan belajar melalui gadgetnya. Ketika Jingga tahu tentang slime, ia meminta untuk dicarikan videonya. Lalu ia belajar untuk membuatnya, dan ia mahir untuk itu. Pun untuk squizy ini, ia belajar pada video. Saia pun tak terlalu paham benda apa itu.
Dan ia juga belajar tentang tarian dan lagu. Walaupun menjadi tantangan tersendiri, 10 GB untuk satu hingga dua hari. Karena belum berlanggankan jejaring yang berkelanjutan, jadilah ini sebagai salah satu pembatas juga. Walau kemudian, ia akan sangat marah ketika sudah tak lagi diperbolehkan menonton dari youtube.
Jingga lebih menyukai menari. Ia tak suka untuk calistung. Ia pun tak suka untuk dibacakan cerita, walau cerita yang ada di gadget. Ia menyukai untuk menonton dan mendengar, dan bukan dari televisi atau radio, tapi dari gadget. Pun ia memberi nama “nyanyian” untuk tablet androidnya, dan itab untuk iPadnya. Semoga pembuatnya nggak komplain dengan nama itu.
Entahlah, mungkin ini kesalahan yang tak mungkin diulang. Namun saia tetap meyakini, teknologi adalah sebuah alat bantu, yang tak akan bisa dihindarkan. Memberikan gadget pada generasi Z. selalu ada konsekuensi yang akan didapat. Dan semoga, Jingga menyenangi sebagai penari yang punya vlog. Entahlah…
**video yang dibuat telah diunggah secara private pada situs berbagi video, dan video baru akan dipublikasi terbuka oleh keputusan Jingga sendiri, ketika ia telah sesuai dengan syarat minimal usia pada laman tersebut**
Related
This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.
Calendar
M | T | W | T | F | S | S |
---|---|---|---|---|---|---|
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | ||
6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 |
13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 |
20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 |
27 | 28 | 29 | 30 | 31 |
Archives
- January 2022
- October 2021
- June 2020
- October 2018
- May 2018
- February 2018
- January 2018
- December 2017
- November 2017
- October 2017
- July 2017
- June 2017
- May 2017
- April 2017
- March 2017
- February 2017
- January 2017
- December 2016
- November 2016
- October 2016
- August 2016
- July 2016
- June 2016
- May 2016
- April 2016
- March 2016
- February 2016
- January 2016
- October 2015
- September 2015
- July 2015
- June 2015
- May 2015
Leave a Reply