ICT dalam SmartCity
Saia mencoba meletakkan ICT dalam gagasan SmartCity bukn dalam konteks utama. ICT memang menjadi bangunan integratif di dalam kota cerdas, namun ICT bukan harus didahulukan.
Kota Cerdas dibangun untuk menungkatkan kualitas hidup dan efisiensi pembangunan. Artinya, visi masa depan warga kota harus diutamakan, lalu kemudian disusun cara agar terjadi efisiensi, transparansi dan akuntabilitas kota. Setelahnya, ICT diintegrasikan di dalamnya.
Kota Cerdas juga bukan soal aplikasi semata, ia bekerja dalam satu sistem dari informasi yang saling terhubung. Dan Kota Cerdas adalah tentang bagaimana mengelola aset kota, aliran pengelolaan urban, hingga bagaimana merespon tantangan secara cepat dan tepat serta waktu riil.
Minggu lalu ada diskusi kelompok tentang Samarinda Smart City. Saia belum membaca detail diskusinya. Namun, hanya kelompok digital yang diundang. Kelompok perencana kota, sejarah kota, hingga yang selalu berbincang soal lingkungan hidup kota dan pembangunan kota, tak ada yang hadir dalam forum tersebut. Mungkin saja, infrastruktur, pun sistem informasinya, bahkan manajemen informasinya, sudah tersusun cetak birunya, dan sudah disepakati warga kebanyakan. Lalu mulailah melangkah soal ICT, dan lebih pada aplikasinya.
GTS mungkin berpikir berbeda. Dua minggu lagi akan membedah rencana kota, baik rencana pembangunan maupun rencana kewilayahan. Mimpi Kota Samarinda adalah wadah menempatkan Kota Cerdas dengan bermula dari mimpi (visi) kota. Dua langkah setelah itu, barulah dilihat dan dibaca bagaimana ICT akan mengoptimalkan kerja-kerja kota.
Kota Cerdas menyasar pada bagaimana layanan pemerintah pada warga yang efisien, efektif, transparan dan akuntabel. Pun Kota Cerdas menyasar bagaimana warga memperoleh informasinyang tepat soal transportasi (mobility), kesehatan (health), lingkungan hidup (environmental), energi, sampah dan limbah (waste management), hiburan dan wisata, hingga pertanian (agriculture). Pun kemudian bagaimana bangkitan ekonomi rendah emisi bisa bergerak. Bagaimana biaya dihemat dan bisa lebih tepat sasaran.
Kebahagiaan warga adalah utama. Maka, strategi Kota Cerdas harus mampu menemukan titik bahagia kolektif warga, yang hanya dapat diperoleh dengan menanyakan kepada warganya. Skenario harus disiapkan. Bukan dengan melompat pada aplikasi. Bersabarlah, karena memang harus ada tangga yang dititi. Tak mudah memang, namun akan lebih berstruktur kemudian. Kadang, perencanaan dipandang sebagai buang-buang energi, namun hampir semua teori dan praktik menyatakan, perencanaan yang baik adalah porsi yang terbesar dalam menuju arah yang disepakati.
Related
This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.
aksi alam banjir banjirsmr belajar budaya bukadata cerita kota ekonomi enterpreneurship hutan ide informasi publik internet kampus kebebasan berekspresi keterbukaan informasi konservasi kopi kota cerdas mahakam media sosial mesin pencari musrenbang next pantjasila pendidikan permainan perubahan iklim pokemon politik praktik privasi PrivasiKita REDD safenet samarinda sampah smart city smartcity startup tambang teori UU ITE wirausaha
Leave a Reply