panas
NASA mengumumkan bahwa pada Juli 2023 merupakan Juli terpanas sejak tahun 1880, sebagaimana Juni 2023 sebagai Juni terpanas selama ini. Sejak satu dekade lalu PBB telah menyampaikan perlunya upaya menahan kenaikan suhu bumi hingga di bawah 2 derajat celsius bahkan sebaiknya di bawah 1,5 derajat celsius. POTUS pun sudah menyatakan “the sole threat to humanity’s existence is climate change, and that not even nuclear conflict poses a similar danger.” Pun ketika periode el-Nino tahun ini diikuti dengan memburuknya kualitas udara Jakarta, walaupun sebelumnya juga telah semakin memburuk, yang menjadikan disebut “sudah kiamat“.
Perubahan iklim seharusnya sudah tidak lagi menjadi perdebatan. Kondisi cuaca yang tidak lagi bisa diprediksi dengan baik, pun oleh pengetahuan tradisional maupun keilmuan, telah menunjukkan bencana ekstrim di berbagai wilayah. Satu saat air berlimpah, dan saat lainnya krisis air terjadi. Berbagai negara telah menyampaikan bahwa ada aksi yang dilakukan, termasuk dengan skema REDD+. Namun senyatanya, iklim masih belum mampu menenangkan kehidupan dan menuju kelayakannya.
Negara-negara anggota G20 bersepakat untuk meningkatkan penggunaan energi bersih, walaupun masih belum berkeinginan untuk menurunkan penggunaan energi fosil. Ini menunjukkan bahwa masih banyak kekhawatiran semu terhadap penggerak ekonomi antara negara, energi fosil, yang bila diturunkan akan menggoyangkan perekonomian sebagian kelompok yang menguasai ekonomi dunia. Keriuhan yang kerap terjadi hanyalah berkutat pada skema REDD+, yang juga belum memberikan pemaknaan berarti, sehingga sektor energi masih belum memperoleh perhatian serius. Walaupun demikian, Green Climate Fund telah membiayai 64 proyek senilai 3 miliar USD untuk mitigasi energi, sektor hutan dan lahan telah membiayai 63 proyek senilai 1,7 miliar USD, sektor kota dan urban sebanyak 39 proyek senilai 1,7 miliar USD, serta sektor transportasi sebanyak 15 proyek dengan nilai 951,6 juta USD. Sementara pendanaan adaptasi sebanyak 42%, dibanding mitigasi yang sebesar 58%. UK, Jepang, US, Perancis dan Jerman merupakan negara kontributor terbesar dalam Green Climate Fund.
Dalam sektor berbasis lahan, perkebunan kelapa sawit mulai mengembangkan skema pengakuan penghilangan hutan dengan memberikan kompensasi atas hutan yang dirusak melalui skema “Remediation and Compensation.” Pada sektor kayu pun Forest Stewardship Council memulai proses FSC’s Remedy Framework. Sementara pada sektor energi, telah dimulai Just Energy Transition Partnerships. Pertanyaan kemudian apakah proyek-proyek yang tersebut akan menjadi jawaban terhadap peningkatan suhu bumi? Bagaimana dengan Indonesia?
Related
This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.
aksi alam banjir banjirsmr belajar budaya bukadata cerita kota ekonomi enterpreneurship hutan ide informasi publik internet kampus kebebasan berekspresi keterbukaan informasi konservasi kopi kota cerdas mahakam media sosial mesin pencari musrenbang next pantjasila pendidikan permainan perubahan iklim pokemon politik praktik privasi PrivasiKita REDD safenet samarinda sampah smart city smartcity startup tambang teori UU ITE wirausaha
Leave a Reply