Pintu Air
Semalam kembali mengobrol hingga mahalabiu tentang generasi Z dan generasi alpha. Karakteristik yang ditemukan hari ini terlihat seperti tak punya motivasi belajar dan menggali pegetahuan, pun tak berlogika, apalagi memiliki sensitivitas. Saia melihat dari sisi berbeda. Generasi Z hingga alpha, adalah generasi molekul bebas, yang sedang berupaya secara soliter menemukan keyakinannya.
Informasi yang berlimpah yang diterima generasi ini, bertemu dengan kurikulum yang mengkanalisasi, akhirnya membentu dua kutub. Pertama adalah kelompok hiper-pasif, yang hanya menunggu pesan yang diterima. Dan kutub berbeda adalah kelompok supra-aktif, yang haus akan penemuan informasi baru. Namun keduanya tetap bergerak tak beraturan, seolah tak ada garis penghubung, serta selalu ‘bertumbukan’.
Kegelisahan Generasi Y akan hilangnya kaderisasi, menjadi bagian kegelisahan semu. Sebenarnya, kelompok ini sedang berupaya menemukan pijakan baru, agar bisa melompat lebih tinggi. Mengagung-agungkan semangat untuk bangkit, melawan dan menang, lalu mencoba menyembunyikan kegalauan akan massa. Karena itu adalah tiket menuju anak tangga selanjutnya.
Mengelola generasi Z, apalagi generasi alpha, tak mungkin dengan pola yang telah diterima oleh generasi Y sebelumnya. “Mungkin kita sudah tak punya kesabaran yang sama, atau bisa jadi karena standar kita yang sudah semakin meningkat,” ujar kawan itu. Bahwa kemudian tak ada yang sangkut di mata kalin, pun pada ruas jaring yang ditebar, bisa jadi karena ada hal yang belum pada waktunya.
Mengelola manusia, serupa mengelola gadget yang baterainya sudah mulai soak. Terkadang harus dikejutkan dengan kesenyapan seketika, dan terkadang dikejutkan dengan alarm yang tak pernah dipasang. Dinamika manusia, satwa bahkan tumbuhan dan tetanaman, sangat bergantung pada ekosistemnya. Ekosistem selalu menghadirkan penciri khusus, kelompok dominan dan kelompok tertekan. Hanya untuk berkeadilan, menjadi hal yang tak semudah meracik kopi pagi.
Pintu air hanyalah menghambat gerak air untuk sesaat. Ia tak akan pernah mampu menghentikan alirannya. Generasi Z dan generasi alpha akan terus bergerak sesuai dengan polanya. Yang tak mungkin dihambat, dan mungkin akan segera dipertemukan alogaritmanya.
Generasi Y harus tetap belajar dan mencari. Pun terkadang narsism kompleks sudah menggerogoti nalar. Selalu membuka cakra dan indera, bila memang ada pengharapan pada peradaban. Bila tidak, kembalilah ke pembaringan, dan nikmatilah keheningan diantara kutu busuk yang bersenda di antara jahitan kapuk yang semakin membeku.
Related
This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.
aksi alam banjir banjirsmr belajar budaya bukadata cerita kota ekonomi enterpreneurship hutan ide informasi publik internet kampus kebebasan berekspresi keterbukaan informasi konservasi kopi kota cerdas mahakam media sosial mesin pencari musrenbang next pantjasila pendidikan permainan perubahan iklim pokemon politik praktik privasi PrivasiKita REDD safenet samarinda sampah smart city smartcity startup tambang teori UU ITE wirausaha
Leave a Reply