
#Kaltim2030: Membaca Titik Balik Provinsi Kaya
“Tak perlu khawatir, kami percaya, tanpa didampingi pun Kaltim akan melakukan,” ungkapan seorang staf kementerian ketika berbincang tentang program perubahan iklim. Perekonomian Kaltim yang mengalami keterpurukan, sepertinya sedang berupaya bangkit. Kaltim yang sejak periode pertempuran, menjadi wadah untuk menguras kekayaan alam yang ada di kerak buminya. Pertambangan minyak bumi dan batubara telah berlangsung sejak penjelajah Belanda menemukan titik-titik eksplorasi. Vereenigde Oostindische Compagnie sangat bergantung pada produksi minyak bumi dan batubara Kaltim. Pada periode pasca kemerdekaan pun, Kaltim kembali menjadi wadah penghisapan.

Laju Pertumbuhan Ekonomi Kaltim (diolah dari data BI Kaltim dan BPS Kaltim, 2017)
Era kayu, dimana terjadi “banjir kap” yang disertai dengan puluhan perusahaan kehutanan milik penguasa menebang pepohonan di sepanjang Mahakam dan aliran sungai lainnya, telah menyisakan remah-remah industri kayu, dimana sebagian besar pabrik kayu harus menghentikan produksinya, sehingga meninggalkan besi tua dan puluhan ribu pekerja yang diputuskan hubungan kerjanya. Periode berikutnya merupakan periode kejayaan minyak bumi dan gas alam, yang saat ini mulai menyusut cadangannya, hingga beberapa ladang mulai dialihkan ke perusahaan negara. Pun periode industri kebun kayu dan kebun sawit, yang memperluas penguasaan lahan oleh pengusaha, hingga dilanjutkan dengan periode batubara, yang akhirnya memastikan Kaltim mengalami keterpurukan ekonomi, hingga masuk pada angka pertumbuhan negatif.
Walaupun kemudian, terlihat pertumbuhan kembali ekonomi, yang ditopang oleh kelompok usaha mikro dan kecil, yang mempertahankan dinamika ekonomi lokal. Kembali setelah kemerosotan ekonomi di 1996-1999, saat 2013-2016 ini pun kemerosotan ekonomi dapat diperlambat oleh kemapanan usaha mikro dan kecil. Ini menunjukkan bahwa fasilitasi pemerintah terhadap usaha besar merupakan pilihan yang tidak tepat, apalagi kemudian usaha industri tersebut telah menguasai lahan yang tidak sedikit. Lahan-lahan produktif warga pun tidak sedikut yang menghilang, angka kehilangan 12 ribu hektare sawah setiap tahun, menjadi sebuah catatan penting bagi provinsi ini.
Kalimantan Timur merupakan provinsi kaya. Itu fatamorgana. Perputaran ekonomi lokal tidak begitu besar dari industri yang dibangun. Hampir sebagian besar pendapatan negara sektor batubara, minyak bumi, gas alam, hingga kayu dan kelapa sawit, diserahkan kepada pemerintah pusat, baru kemudian dibagi lagi sedikit ke Kaltim. Sektor yang justru menghidupi provinsi ini secara langsung adalah sektor jasa, makanan dan penginapan. Yang bisa jadi karena adanya industri besar, namun kemudian itu terbantahkan, karena sektor ini tidak menurun ketika industri besar menurun.

Sebaran Kekayaan Kaltim
Kekayaan Kaltim bila dikelola dengan benar, akan memberikan kemanfaatan bersama bagi provinsi ini, dan juga nusantara. Ada 3 (tiga) hal penting yang harus dilakukan pemimpin Kaltim mendatang, yaitu:
- Membangun industri hilir berkeadilan. Kekayaan alam Kaltim hingga saat ini masih belum menghasilkan sebuah produk hilir yang memadai. Produk hutan berupa kayu, keluar hanya dalam bentuk kayu gelondongan (log) ataupun plywood, padahal nilai tambah lebih besar ketika sudah menjadi produk hilir berupa furniture ataupun rumah prefab. Produk kebun karet dan kelapa sawit, hingga saat ini hanya sampai pada brown sheet rubber ataupun crude palm-oil. Belum ada inisiatif untuk menurunkannya hingga produk ban ataupun minyak goreng. Pun pada komoditi lainnya, cara pikirnya hanya pada memfasilitasi ketersediaan lahan, bukan pula mendorong kelahiran industri hilir berkualitas. Dan menariknya, di Kaltim begitu banyak Perusahaan Daerah, yang entah mengelola dan menghasilkan apa, namun bila dikelola dengan benar, pastinya akan dapat melakukan pengelolaan komoditi yang tepat, dengan model industrialisasi lokal yang menyertakan warga dan pekerja sebagai pemilik saham dalam industri yang dibangun.
- Mempercepat redistribusi lahan produktif. Sangat jelas bahwa tipe tanah Kalimantan ini merupakan tanah yang miskin hara, sehingga model pertanian yang dikembangkan pun bukan serupa dengan tanah Jawa ataupun Sumatera. Pertanian tradisional Kalimantan telah mengalami evolusi ratusan tahun, hingga menemukan formula “pengistirahatan” lahan untuk kepentingan pengembalian kualitas tanah. Lalu kemudian, kehadiran industri “rakus” lahan telah memotong rantai produktifitas lahan warga. Pun keuntungan cepat sesaat bagi sebagian kecil kelompok dan golongan, telah meniadakan cara pikir jangka panjang untuk ketahanan kehidupan warga provinsi ini. Kerentanan pangan perlu menjadi prioritas, dan ini hanya bisa dijawab dengan teknologi pertanian tradisional yang dimodifikasi. Sebuah perencanaan komoditi terintegrasi, serta mempertimbangkan daur hidrologi dan hara tanah, menjadi pekerjaan yang perlu dilakukan. Memastikan bahwa dengan bersandar pada pertanian, yang sebenarnya dan bukan sekadar jargon, akan menghasilkan peningkatan kesejahteraan, dimana pun perlu ditopang oleh industri hilir yang tepat.
- Menjaga keberlanjutan aset alam. Kekayaan alam Kaltim sangat perlu dipertahankan untuk jangka panjang. Walaupun sudah ada ragam inisiatif, mulai dari Kaltim Green, Jantung Borneo, Karbon Hutan, Blue Carbon, Green Growth Compact, atau apalah lagi namanya, masih menjadi pekerjaan panjang untuk memastikan bahwa benar-benar terjadi perlindungan terhadap aset alam provinsi ini. Kawasan dilindungi merupakan tabungan masa datang, baik untuk ekonomi langsung, cadangan pangan ketika krisis, maupun deposito genetik. Kepemimpinan lingkungan hidup menjadi poros utama di dalam memastikan kesejahteraan bersama di provinsi ini.
Lalu, bagaimana kepemimpinan itu dilakukan? Sekarang sudah diperlukan pemimpin zaman now, dimana tidak sekadar berebut menjadi pemimpin lalu berupaya mengisi pundi, namun yang punya perspektif kepemimpinan berbasis teknologi dan kewirausahaan. Dan pemimpin masa datang pun harus mampu mencari, bukan menunggu, investor. Artinya, harus siap dengan rencana bisnis skala lanskap dan memiliki pedoman agar menjalankannya dengan menurunkan risiko.

#Kaltim2030: Pemimpin Zaman Now
Bagian lain yang penting adalah mempersiapkan generasi wirausaha melalui pendidikan menengah vokasi yang berbasis potensi lokal. Generasi ini harus belajar sejak di pendidikan dan difasilitasi untuk pengembangan pasca menyelesaikan pendidikan. Pasca itu juga dapat dilanjutkan pada pendidikan tinggi vokasi, yang tetap memastikan pengelolaan potensi lokal di dalam berusaha. Pemerintah melakukan fasilitasi melalui technopreneurship dan inkubator bisnis, yang ditempatkan pada tiap kecamatan. Kapasitas pekerja pun dinaikan, sesuai dengan kompentensi internasional, yang diaplikasikan pada industri yang berkonten lokal.
#Kaltim2030 bukan semata menempatkan angka pada tahun 2030. Pun bukan karena nationally determined contribution diletakkan pada tahun tersebut. Namun lebih dari itu, ini adalah angka yang menarik untuk melakukan transformasi kepeminpinan, dari era kepemimpinan 2.0 menjadi era kepemimpinan 3.0. Kepemimpinan semantik, dimana terbangun pola relasi yang utuh antara warga, industri, investor dan pelayan publik (pemerintah), melalui pemanfaatan teknologi informatika dan komunikasi, sehingga terbangun pemerintahan yang aspiratif, kolaboratif, terbuka dan akuntabel.
Namun ketika pola memilih pemimpin masih tetap sama, hanya bersandar pada popularitas sebagaimana ajang idol-idolan, maka lupakanlah gagasan ini. Gagasan ini hanya bisa berwujud bilamana partai politik sudah mewujud pada partai politik modern, dan kekuatan modal sudah tak lagi berupaya menanamkan modal pada pemimpin wilayah. #Kaltim2030 merupakan sebuah gerak-gerik semata. Gagasan yang hadir untuk dilupakan. #GituSih.
Related
This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.
Calendar
M | T | W | T | F | S | S |
---|---|---|---|---|---|---|
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | ||
6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 |
13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 |
20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 |
27 | 28 | 29 | 30 | 31 |
Archives
- January 2022
- October 2021
- June 2020
- October 2018
- May 2018
- February 2018
- January 2018
- December 2017
- November 2017
- October 2017
- July 2017
- June 2017
- May 2017
- April 2017
- March 2017
- February 2017
- January 2017
- December 2016
- November 2016
- October 2016
- August 2016
- July 2016
- June 2016
- May 2016
- April 2016
- March 2016
- February 2016
- January 2016
- October 2015
- September 2015
- July 2015
- June 2015
- May 2015
Leave a Reply