#Menuju100SmartCity: Berlomba Menjadi #KotaCerdas
Kementerian Komunikasi dan Informatika telah mencanangkan 100 SmartCity pada 2017. Dua aktivitas utama digelar, Bimbingan Teknis dan memperkuat ICT sebagai enabler pada sektor lain. Dua media menjadi pendukung penyebaran informasi program ini, Majalah Info Komputer. Walau ketika mengakses laman yang menginfokan, indonesiasmartcity.id, tak juga berhasil membukanya, hanya tersaji perkembangannya di laman smartcity.layanan.go.id.
SmartCity atau KotaCerdas, bukanlah semata menempatkan Teknologi Informatika dan Komunikasi (TIK) sebagai hal yang berdiri tunggal. KotaCerdas berupaya mencapai tujuan pembangunan kotanya, dengan dukungan TIK, sehingga cara berpikir dalam pengembangannya adalah berdasarkan pada rencana pembangunan yang telah ada. Walau menjadi penting, proses perencanaan pembangunan tersebut telah dibangun secara partisipatif dan terbuka bagi publik untuk terlibat di dalamnya. Hingga kemudian, keterbatasan anggaran bukanlah sebuah permasalahan dalam mewujudkan kecerdasan sebuah kota.
SAMARINDA, sebagai salah satu kota yang berlibat di dalam pencapaian 100 KotaCerdas Indonesia, telah menempatkan arahan KotaCerdas di dalam RPJMDnya. Walaupun kemudian framework yang digunakan berbeda dengan framework yang digunakan oleh Kominfo dalam mengembangkan KotaCerdas. Dan dalam perjalanannya, RPJMD Samarinda sebagian berupaya menyelesaikan permasalahan kota, walau tak semua, sehingga masih ada pekerjaan berat bagaimana kemudian gagasan KotaCerdas dapat menyentuh permasalahan reguler kota.
Beberapa gagasan awal terkait bagaimana Samarinda menjadi cerdas telah berulang diungkap, diantaranya melalui cara yang lebih baik dalam menerjemahkan KotaCerdas. Menerjemahkan KotaCerdas harus dimulai dengan membaca permasalahan utama kota, membaca perencanaan pembangunan dan perencanaan wilayah, lalu melakukan identifikasi potensial peran TIK di dalam perencanaan pembangunan dan penyelesaian permasalahan kota, dan kemudian mengembangkan potensi prioritas, sesuai dengan kapasitas, kemudahan melaksanakan, kesiapan semua pihak, keluasan cakupan strategi, dan efek domino dari tindakan yang diambil. Cara sederhana ini akan membawa KotaCerdas didesain dengan lebih baik dan terstruktur.
Memulai niat KotaCerdas sebenarnya dapat dilakukan dengan sangat sederhana. Membangun Pemerintahan Terbuka (Open Government) merupakan langkah awal menuju KotaCerdas. Menyiapkan perencanaan pembangunan partisipatif, mekanisme keluhan warga, hingga memastikan laporan pembangunan dapat disampaikan secara berkala. Pun kemudian dilakuan pada titik kemudahan layanan publik, dengan mengurangi antrian ataupun memangkas jumlah meja atau kantor yang harus dihadapi.
Open Government: Membuka Ruang Bagi Warga dalam Pembangunan. Keterbukaan pemerintahan menjadi sebuah jalan bagi kebaikan kota. Memulai menerapkan eMusrenbang dan eBudgeting, menjadi kunci dalam perencanaan pembangunan. eLayanan Publik menjadi penghubung pada titik pertemuan pemerintah dengan warga, TIK berperan menjadi penghubung dan pengurang terjadinya kemungkinan kolusi dan korupsi. Selain juga sangat penting disediakan mekanisme penanganan keluhan warga, yang dipantau dan ditindak lanjuti. Pun akhirnya, keterbukaan data dan informasi publik menjadi tugas penting pemerimtah agar terbangunan pemerintahaan terbuka dan akuntabel.
Sebagian gagasan lain sudah dituliskan dalam rangkaian blog ini, diantaranya:
- Smart Living: Ruang Bermain Bagi Anak. Mewujudkan Ruang Publik Ramah Anak mengubah wajah kota dengan memanfaatkan lahan “tidur” kota, melahirkan warna baru bagi kondisi sosial warga. Membangun ruang publik di tengah permukiman warga, juga akan mendorong desentralisasi destinasi.
- Cerdas 3.0: Tantangan Mewujudkan Smart People Samarinda. Kecerdasan adalah persoalan akses memperoleh pengetahuan dan mengujicobakan pengetahuan yang dimiliki. Literasi digital adalah salah satu jembatan bagi distribusi pengetahuan, selain juga pengembangan pengetahuan pada pendidikan formal. Peningkatan kecerdasan juga perlu dilakukan pada level pelayan publik atau aparatur sipil negara, yang dapat dilakukan dengan pendekatan penilaian berbasis kinerja.
- SamarindaMart: Membaca Arah Smart Economy Samarinda. Tugas terberat dalam menjadikan ekonomi smart adalah mengubah perilaku. Membangun pola pembinaan UMKM yang lebih baik dan tak sekedar pemberian belas kasihan, hingga mendekatkan TIK ke dalam ekosistem ekonomi kota. Gagasan membangun marketplace baru di Samarinda, bisa jadi pilihan benar, namun kemudian daya dorong yang dibutuhkan menjadi tidak sedikit, terutama dalam melawan persaingan dengan marketplace yang telah ada sebelumnya. Cara sederhada mewujudkan smart ekonomi di kota ini adalah melalui pengembangan technopreneurship (wirausaha berbasis TIK), pun pada pengembangan transaksi tanpa uang (cashless) yang terhubung dengan bagian pendata pendapatan daerah.
- Tepian 3.0: Menakar Kemampuan Smart Environment Samarinda. Isu lingkungan hidup di Samarinda diantaranya sampah, ruang terbuka hijau, energi, carbon footprint, bangunan ramah energi dan lingkungan, banjir, dan bencana. Pekerjaan pertama yang perlu dilakukan adalah mempublikasikan data dan informasi berkala terkait dengan informasi-informasi lingkungan hidup ini. Kejadian banjir, hingga data teknis, sehingga dapat dibangun perencanaan pengendalian banjir yang lebih tepat. Ketersediaan ruang terbuka hijau, yang bisa mengundang partisipasi warga dalam mewujudkannya. Sampah, agar kemudian tidak lagi meluber ke jalan dan sungai, sehingga diperlukan pemantauan perilaku pembuang sampah, yang disertai dengan menumbuhkan ekonomi sampah. Samarinda sebagai kota teduh, rapi, indah, aman dan nyaman (TEPIAN) harusnya dapat diwujudkan menjadi Tepian 3.0, dimana warga dan swasta turut berkontribusi dalam mewujudkannya.
Samarinda bisa jadi dianggap sukar untuk menuju KotaCerdas. Banyak ketidakpercayaan terhadap proses yang sedang berlangsung. Namun bila membaca sosial kota, maka telah lahir ragam komunitas di kota ini yang akan memicu percepatan pencapaian KotaCerdas. Pun mash banyak generasi menengah pelayan publik yang bersemangat untuk mewujudkannya. Tantangan terberat adalah bila terus bertumpu pada anggaran pemerintah. Maka pun, KotaCerdas harus menjadi milik warga, dan penting untuk menjadi bagian dari swasta yang berinvestasi di kota. Akankah berwujud? #entahlah. Yang pasti, Ini Kota Cerdasku!
*) tulisan ini dibuat untuk #Menuju100SmartCity
Related
This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.
aksi alam banjir banjirsmr belajar budaya bukadata cerita kota ekonomi enterpreneurship hutan ide informasi publik internet kampus kebebasan berekspresi keterbukaan informasi konservasi kopi kota cerdas mahakam media sosial mesin pencari musrenbang next pantjasila pendidikan permainan perubahan iklim pokemon politik praktik privasi PrivasiKita REDD safenet samarinda sampah smart city smartcity startup tambang teori UU ITE wirausaha
Leave a Reply